Tak Melulu Mistis! Fakta Mengejutkan Tentang Malam Satu Suro yang Selama Ini Salah Dipahami Masyarakat Jawa
- Ilustrasi - pixabay/YHBae
VIVA, Banyumas – Bagi sebagian besar masyarakat Jawa, Malam Satu Suro kerap diidentikkan dengan hal-hal mistis dan sakral.
Konon, Malam Satu Suro ini adalah waktu di mana makhluk-makhluk tak kasat mata banyak bermunculan, bahkan ada larangan bagi pemilik weton tertentu untuk keluar rumah demi menghindari kesialan.
Namun, apakah benar Malam Satu Suro identik dengan petaka dan hal-hal negatif?
Di sisi lain, para ahli kitab dan sejarawan Islam, seringkali disebut sebagai santri, memiliki pandangan yang berbeda.
Mereka meyakini bahwa bulan Suro, atau Muharram dalam kalender Hijriah, adalah bulan yang diberkahi dan penuh dengan rahmat.
Bulan ini bahkan dianggap sebagai hari lahirnya Islam, sebuah momen untuk refleksi dan peningkatan diri.
Perbedaan Pandangan: Mengapa Ada Dua Persepsi?
Perbedaan pandangan ini seringkali menimbulkan kebingungan di masyarakat. Tradisi Jawa yang sarat dengan keyakinan nenek moyang seringkali membuat orang enggan mengadakan hajatan besar seperti pernikahan atau khitanan di bulan Suro.
Mereka khawatir akan risiko atau dampak buruk yang mungkin terjadi. Namun, dari perspektif ajaran Islam, merayakan tahun baru Islam justru sangat dianjurkan, asalkan tidak melanggar syariat.
Dilansir dari YouTube INSAN PRAJA, faktor keyakinan memang memegang peranan penting. Seperti yang disebutkan, apa yang kamu yakini bisa menjadi doa.
Jika kamu meyakini bahwa Malam Satu Suro membawa celaka, maka pikiranmu akan cenderung menarik hal-hal negatif.
Sebaliknya, jika kamu menganggapnya sebagai bulan berkah, maka energi positif akan menyertai.
Sikap Terbaik Menghadapi Malam Satu Suro
Lantas, bagaimana sebaiknya kita menyikapi Malam Satu Suro yang bertepatan dengan Malam Jumat Kliwon ini?
Sebagai umat Islam, hal terpenting adalah kembali pada ajaran Rasulullah SAW. Perbanyak ibadah, sedekah, dan memperbaiki diri adalah amalan yang jauh lebih bermanfaat daripada mengikuti ritual-ritual yang tidak ada hubungannya dengan agama.
Malam Satu Suro sejatinya adalah kesempatan untuk muhasabah diri dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Bukan saatnya mencari kekuatan dari entitas lain yang bisa menyesatkan.
Semoga kita semua bisa memahami makna sejati dari bulan yang mulia ini dan selalu berada dalam lindungan Allah SWT.