Cilacap Krisis Sayur! Pasar Kosong Akibat Dampak Demo ODOL
- pexel @Wendy Wei
Viva, Banyumas - Meski demo ODOL tidak terjadi langsung di wilayah Cilacap, namun dampak dari aksi protes sopir truk tersebut sudah memicu krisis sayur di sejumlah wilayah. Sejak Jumat (20/6/2025), pedagang dan pembeli di Pasar Gede serta Pasar Induk Kroya mulai mengeluhkan pasar kosong dari beberapa komoditas penting seperti kubis, wortel, dan daun bawang.
Situasi krisis sayur ini menunjukkan bagaimana dampak aksi demo ODOL bisa menjalar hingga ke Cilacap, meskipun daerah ini bukan lokasi utama unjuk rasa. Kekosongan pasokan membuat kondisi pasar kosong tak terhindarkan, dan para pelaku usaha pun harus menanggung kerugian akibat minimnya barang dagangan yang tersedia.
Dengan distribusi logistik terganggu, Cilacap kini tengah menghadapi krisis sayur yang cukup serius. Banyak pedagang terpaksa menutup lapak lebih awal karena pasar kosong tanpa stok.
Warga berharap dampak dari demo ODOL ini bisa segera diatasi agar aktivitas jual beli kembali normal.
Beberapa komoditas utama seperti daun bawang, kubis, dan wortel sulit ditemukan. Amin, salah satu penjual martabak, mengaku telah berkeliling dari satu pasar ke pasar lain dan mendapati semua tempat kehabisan stok.
Kondisi ini menyebabkan para pelaku usaha kecil seperti dirinya kesulitan memenuhi kebutuhan produksi harian.
Dikutip dari informasi yang diunggah akun Instagram @cilacap_info.id, Yanto, pedagang sayur di Pasar Kroya, juga menyampaikan bahwa biasanya pasokan sayuran dari kawasan dataran tinggi Dieng dan sekitarnya datang setiap pagi menggunakan truk.
Namun sejak unjuk rasa sopir truk digelar di beberapa daerah, termasuk wilayah Jawa Tengah, pengiriman barang terhenti total. Menurutnya, banyak pengemudi truk enggan beroperasi karena khawatir terlibat atau terdampak aksi.
Akibat distribusi yang terganggu, para pedagang terpaksa mengurangi jam operasional atau bahkan menutup lapak karena tidak ada barang yang bisa dijual. Kelangkaan ini juga menyebabkan harga beberapa sayur melonjak tajam, meskipun pasokan belum tentu tersedia.
Situasi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Yanto menyebut kemungkinan pasokan baru akan kembali normal setelah hari Senin, selama tidak ada aksi lanjutan dari para sopir.
Ia berharap pemerintah pusat segera merespons tuntutan para sopir truk agar distribusi logistik tidak terus terganggu. Meskipun Cilacap tidak menjadi lokasi demonstrasi, efek domino dari kebijakan ODOL dan aksi protes yang menyertainya menimbulkan krisis sayuran di daerah.
Hal ini menunjukkan betapa vitalnya peran distribusi angkutan darat dalam menjaga kestabilan rantai pasok kebutuhan pokok masyarakat
Viva, Banyumas - Meski demo ODOL tidak terjadi langsung di wilayah Cilacap, namun dampak dari aksi protes sopir truk tersebut sudah memicu krisis sayur di sejumlah wilayah. Sejak Jumat (20/6/2025), pedagang dan pembeli di Pasar Gede serta Pasar Induk Kroya mulai mengeluhkan pasar kosong dari beberapa komoditas penting seperti kubis, wortel, dan daun bawang.
Situasi krisis sayur ini menunjukkan bagaimana dampak aksi demo ODOL bisa menjalar hingga ke Cilacap, meskipun daerah ini bukan lokasi utama unjuk rasa. Kekosongan pasokan membuat kondisi pasar kosong tak terhindarkan, dan para pelaku usaha pun harus menanggung kerugian akibat minimnya barang dagangan yang tersedia.
Dengan distribusi logistik terganggu, Cilacap kini tengah menghadapi krisis sayur yang cukup serius. Banyak pedagang terpaksa menutup lapak lebih awal karena pasar kosong tanpa stok.
Warga berharap dampak dari demo ODOL ini bisa segera diatasi agar aktivitas jual beli kembali normal.
Beberapa komoditas utama seperti daun bawang, kubis, dan wortel sulit ditemukan. Amin, salah satu penjual martabak, mengaku telah berkeliling dari satu pasar ke pasar lain dan mendapati semua tempat kehabisan stok.
Kondisi ini menyebabkan para pelaku usaha kecil seperti dirinya kesulitan memenuhi kebutuhan produksi harian.
Dikutip dari informasi yang diunggah akun Instagram @cilacap_info.id, Yanto, pedagang sayur di Pasar Kroya, juga menyampaikan bahwa biasanya pasokan sayuran dari kawasan dataran tinggi Dieng dan sekitarnya datang setiap pagi menggunakan truk.
Namun sejak unjuk rasa sopir truk digelar di beberapa daerah, termasuk wilayah Jawa Tengah, pengiriman barang terhenti total. Menurutnya, banyak pengemudi truk enggan beroperasi karena khawatir terlibat atau terdampak aksi.
Akibat distribusi yang terganggu, para pedagang terpaksa mengurangi jam operasional atau bahkan menutup lapak karena tidak ada barang yang bisa dijual. Kelangkaan ini juga menyebabkan harga beberapa sayur melonjak tajam, meskipun pasokan belum tentu tersedia.
Situasi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Yanto menyebut kemungkinan pasokan baru akan kembali normal setelah hari Senin, selama tidak ada aksi lanjutan dari para sopir.
Ia berharap pemerintah pusat segera merespons tuntutan para sopir truk agar distribusi logistik tidak terus terganggu. Meskipun Cilacap tidak menjadi lokasi demonstrasi, efek domino dari kebijakan ODOL dan aksi protes yang menyertainya menimbulkan krisis sayuran di daerah.
Hal ini menunjukkan betapa vitalnya peran distribusi angkutan darat dalam menjaga kestabilan rantai pasok kebutuhan pokok masyarakat