Menteri ESDM Bahlil: Cari Kerja Sulit? Coba Introspeksi Diri Dulu, Bukan Salahkan Pemerintah, Tuai Sorotan

Bahlil ingatkan pentingnya kesiapan diri cari kerja
Sumber :
  • instagram @bahlillahadalia

Viva, Banyumas - Ucapan Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, kembali menjadi bahan perbincangan hangat di tengah masyarakat. Dalam agenda Human Capital Summit 2025 di Jakarta, Bahlil menyoroti fenomena keluhan publik terkait cari kerja sulit. Ia menegaskan bahwa masih banyak peluang kerja di berbagai sektor, terutama di bidang energi dan hilirisasi industri.

Namun, menurutnya, hambatan terbesar sering kali terletak pada kesiapan individu, bukan minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa masyarakat perlu melakukan introspeksi terlebih dahulu sebelum menunjuk pemerintah sebagai penyebab utama sulitnya mendapatkan pekerjaan.

Ia mengajak para pencari kerja untuk melihat kembali sejauh mana keterampilan dan kompetensi yang mereka miliki sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.

Pernyataan ini menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia agar mampu bersaing di era modern. Ucapan dari Menteri ESDM tersebut sontak menuai sorotan dari berbagai kalangan.

Sebagian menilai pernyataan itu sebagai bentuk dorongan agar masyarakat lebih proaktif dan adaptif, sementara yang lain menilai kurangnya empati terhadap kondisi sosial ekonomi sebagian pencari kerja.

Meskipun demikian, Bahlil tetap menegaskan bahwa perubahan hanya bisa terjadi bila dimulai dari diri sendiri, bukan dengan menyalahkan pemerintah.

Menurut ucapan Menteri ESDM, lapangan kerja sebenarnya masih tersedia dalam jumlah besar, terutama di sektor energi, sumber daya mineral, serta industri turunan seperti kendaraan listrik.

Namun, tidak semua tenaga kerja siap mengisi posisi tersebut. Oleh karena itu, Bahlil mengimbau masyarakat agar tidak cepat-cepat menyalahkan keadaan atau pemerintah.

"Jangan bilang tidak ada pekerjaan. Lapangan kerja ada, tapi apakah kita sudah siap?" ujar Bahlil yang dilansir dari laman Instagram @makassarundercover pada 21 Juni 2025, menegaskan bahwa cari kerja sulit kerap terjadi karena kurangnya kesiapan diri.

Pernyataan Bahlil menjadi perbincangan karena menyoroti masalah klasik: ketidaksesuaian antara kompetensi pencari kerja dan kebutuhan industri.

Ia menegaskan, program hilirisasi di sektor ESDM diproyeksikan menyerap hingga 6,2 juta tenaga kerja hingga 2030. Namun, peluang ini hanya dapat dimanfaatkan oleh mereka yang terus meningkatkan kapasitas diri.

Bahlil juga menambahkan bahwa kualitas sumber daya manusia adalah kunci agar Indonesia bisa bertransformasi menjadi negara dengan pendapatan tinggi.

“Produktivitas dan keterampilan tenaga kerja harus jadi prioritas,” jelasnya. Ucapan Bahlil ini memicu berbagai tanggapan dari masyarakat, sebagian menganggapnya realistis, sementara sebagian lain merasa kurang empati terhadap kenyataan di lapangan.

Meski begitu, pesan penting yang bisa diambil adalah pentingnya upaya mandiri dalam membangun daya saing.

Dengan meningkatkan keterampilan, membangun jaringan, dan memperluas wawasan, generasi muda Indonesia diharapkan mampu menjawab tantangan dunia kerja masa kini

Viva, Banyumas - Ucapan Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, kembali menjadi bahan perbincangan hangat di tengah masyarakat. Dalam agenda Human Capital Summit 2025 di Jakarta, Bahlil menyoroti fenomena keluhan publik terkait cari kerja sulit. Ia menegaskan bahwa masih banyak peluang kerja di berbagai sektor, terutama di bidang energi dan hilirisasi industri.

Namun, menurutnya, hambatan terbesar sering kali terletak pada kesiapan individu, bukan minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa masyarakat perlu melakukan introspeksi terlebih dahulu sebelum menunjuk pemerintah sebagai penyebab utama sulitnya mendapatkan pekerjaan.

Ia mengajak para pencari kerja untuk melihat kembali sejauh mana keterampilan dan kompetensi yang mereka miliki sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.

Pernyataan ini menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia agar mampu bersaing di era modern. Ucapan dari Menteri ESDM tersebut sontak menuai sorotan dari berbagai kalangan.

Sebagian menilai pernyataan itu sebagai bentuk dorongan agar masyarakat lebih proaktif dan adaptif, sementara yang lain menilai kurangnya empati terhadap kondisi sosial ekonomi sebagian pencari kerja.

Meskipun demikian, Bahlil tetap menegaskan bahwa perubahan hanya bisa terjadi bila dimulai dari diri sendiri, bukan dengan menyalahkan pemerintah.

Menurut ucapan Menteri ESDM, lapangan kerja sebenarnya masih tersedia dalam jumlah besar, terutama di sektor energi, sumber daya mineral, serta industri turunan seperti kendaraan listrik.

Namun, tidak semua tenaga kerja siap mengisi posisi tersebut. Oleh karena itu, Bahlil mengimbau masyarakat agar tidak cepat-cepat menyalahkan keadaan atau pemerintah.

"Jangan bilang tidak ada pekerjaan. Lapangan kerja ada, tapi apakah kita sudah siap?" ujar Bahlil yang dilansir dari laman Instagram @makassarundercover pada 21 Juni 2025, menegaskan bahwa cari kerja sulit kerap terjadi karena kurangnya kesiapan diri.

Pernyataan Bahlil menjadi perbincangan karena menyoroti masalah klasik: ketidaksesuaian antara kompetensi pencari kerja dan kebutuhan industri.

Ia menegaskan, program hilirisasi di sektor ESDM diproyeksikan menyerap hingga 6,2 juta tenaga kerja hingga 2030. Namun, peluang ini hanya dapat dimanfaatkan oleh mereka yang terus meningkatkan kapasitas diri.

Bahlil juga menambahkan bahwa kualitas sumber daya manusia adalah kunci agar Indonesia bisa bertransformasi menjadi negara dengan pendapatan tinggi.

“Produktivitas dan keterampilan tenaga kerja harus jadi prioritas,” jelasnya. Ucapan Bahlil ini memicu berbagai tanggapan dari masyarakat, sebagian menganggapnya realistis, sementara sebagian lain merasa kurang empati terhadap kenyataan di lapangan.

Meski begitu, pesan penting yang bisa diambil adalah pentingnya upaya mandiri dalam membangun daya saing.

Dengan meningkatkan keterampilan, membangun jaringan, dan memperluas wawasan, generasi muda Indonesia diharapkan mampu menjawab tantangan dunia kerja masa kini