Uray Ungkap Alasan Bawa Jasad Adek Rafa Fauzan ke Masjid Usai Dibunuh, Nyaris Tak Masuk Akal!

Uray Abadi Tersangka Pembunuhan Bocah Rafa Fauzan
Sumber :
  • Tiktok @cookiesyd

Viva, Banyumas - Warga Kota Singkawang digemparkan oleh pengakuan Uray, pria yang menjadi tersangka dalam kasus kematian tragis Adek Rafa Fauzan. Bocah malang itu ditemukan tewas di area masjid, dan yang lebih mengejutkan, Uray mengaku bahwa dirinya membawa ke masjid dengan niat untuk “mensedekahkan” korban.

Pernyataan tersebut memicu amarah publik karena alasan yang disampaikan terdengar tak masuk akal dan menambah kesedihan atas insiden tersebut. Dalam rekaman video yang tersebar, Uray menjelaskan bahwa mulut Adek Rafa Fauzan awalnya dibekap sebelum akhirnya dinaikkan ke sepeda dan dimasukkan ke dalam keranjang rusak.

Ia lalu membawa ke masjid, tempat di mana bocah itu ditemukan dalam kondisi tewas. Alasan yang dikemukakan oleh pelaku, yakni menyedekahkan bocah ke tempat ibadah, benar-benar membuat publik merasa geram karena dianggap tak masuk akal dan tidak manusiawi.

Saat ini, Uray telah diamankan pihak kepolisian untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Kasus kematian Adek Rafa Fauzan yang dibawa ke masjid dan ditemukan tewas meninggalkan luka mendalam bagi warga Singkawang.

Banyak pihak menilai alasan yang diberikan pelaku hanya pembenaran atas tindakan keji yang jelas-jelas tak masuk akal, dan mendesak agar keadilan ditegakkan seadil-adilnya bagi korban kecil tak berdosa itu.

Dikutip dari akun Instagram @pembasmi.kehaluan.reall, Kasus ini bermula dari laporan hilangnya Rafa, seorang anak kecil yang sempat menghilang dan akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di halaman sebuah masjid di Singkawang.

Uray Abadi, yang selama ini dikenal warga sebagai sosok yang sering membantu di sekitar masjid, ternyata adalah pelaku utamanya.

Dalam pengakuannya kepada penyidik, Uray mengatakan mulut korban awalnya dibekap dengan tangan, kemudian dibawa menggunakan sepeda, dan dimasukkan ke dalam keranjang yang sudah rusak.

Lebih mengejutkan lagi, luka-luka pada tubuh bocah Rafa diduga berasal dari besi tajam pada keranjang sepeda tersebut.

Namun publik tak kalah terguncang ketika Uray secara datar mengungkapkan bahwa ia membawa anak itu ke masjid karena ingin “menyedekahkannya”. Ucapan itu disampaikan tanpa rasa penyesalan, memunculkan banyak pertanyaan soal kondisi mental dan motif sebenarnya di balik tindakan kejam itu.

Saat ini, Uray Abadi telah diamankan di Mapolres Singkawang. Ia ditangkap setelah wajahnya tertangkap kamera warga di tengah kerumunan pencarian korban yang sempat viral.

Warga sekitar pun ikut heran, karena selama ini Uray dikenal sering membantu membersihkan masjid dan tak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan.

Kasus ini menyoroti kembali pentingnya pengawasan terhadap lingkungan sosial, terutama ketika ada individu yang terlihat dekat dengan aktivitas keagamaan namun menyimpan potensi kekerasan.

Publik berharap proses hukum berjalan adil dan tuntas, agar keadilan untuk bocah Rafa bisa ditegakkan.

Sementara itu, pihak kepolisian masih terus mendalami motif dan kondisi kejiwaan Uray untuk memastikan kasus ini diselesaikan secara komprehensif

Viva, Banyumas - Warga Kota Singkawang digemparkan oleh pengakuan Uray, pria yang menjadi tersangka dalam kasus kematian tragis Adek Rafa Fauzan. Bocah malang itu ditemukan tewas di area masjid, dan yang lebih mengejutkan, Uray mengaku bahwa dirinya membawa ke masjid dengan niat untuk “mensedekahkan” korban.

Pernyataan tersebut memicu amarah publik karena alasan yang disampaikan terdengar tak masuk akal dan menambah kesedihan atas insiden tersebut. Dalam rekaman video yang tersebar, Uray menjelaskan bahwa mulut Adek Rafa Fauzan awalnya dibekap sebelum akhirnya dinaikkan ke sepeda dan dimasukkan ke dalam keranjang rusak.

Ia lalu membawa ke masjid, tempat di mana bocah itu ditemukan dalam kondisi tewas. Alasan yang dikemukakan oleh pelaku, yakni menyedekahkan bocah ke tempat ibadah, benar-benar membuat publik merasa geram karena dianggap tak masuk akal dan tidak manusiawi.

Saat ini, Uray telah diamankan pihak kepolisian untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Kasus kematian Adek Rafa Fauzan yang dibawa ke masjid dan ditemukan tewas meninggalkan luka mendalam bagi warga Singkawang.

Banyak pihak menilai alasan yang diberikan pelaku hanya pembenaran atas tindakan keji yang jelas-jelas tak masuk akal, dan mendesak agar keadilan ditegakkan seadil-adilnya bagi korban kecil tak berdosa itu.

Dikutip dari akun Instagram @pembasmi.kehaluan.reall, Kasus ini bermula dari laporan hilangnya Rafa, seorang anak kecil yang sempat menghilang dan akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di halaman sebuah masjid di Singkawang.

Uray Abadi, yang selama ini dikenal warga sebagai sosok yang sering membantu di sekitar masjid, ternyata adalah pelaku utamanya.

Dalam pengakuannya kepada penyidik, Uray mengatakan mulut korban awalnya dibekap dengan tangan, kemudian dibawa menggunakan sepeda, dan dimasukkan ke dalam keranjang yang sudah rusak.

Lebih mengejutkan lagi, luka-luka pada tubuh bocah Rafa diduga berasal dari besi tajam pada keranjang sepeda tersebut.

Namun publik tak kalah terguncang ketika Uray secara datar mengungkapkan bahwa ia membawa anak itu ke masjid karena ingin “menyedekahkannya”. Ucapan itu disampaikan tanpa rasa penyesalan, memunculkan banyak pertanyaan soal kondisi mental dan motif sebenarnya di balik tindakan kejam itu.

Saat ini, Uray Abadi telah diamankan di Mapolres Singkawang. Ia ditangkap setelah wajahnya tertangkap kamera warga di tengah kerumunan pencarian korban yang sempat viral.

Warga sekitar pun ikut heran, karena selama ini Uray dikenal sering membantu membersihkan masjid dan tak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan.

Kasus ini menyoroti kembali pentingnya pengawasan terhadap lingkungan sosial, terutama ketika ada individu yang terlihat dekat dengan aktivitas keagamaan namun menyimpan potensi kekerasan.

Publik berharap proses hukum berjalan adil dan tuntas, agar keadilan untuk bocah Rafa bisa ditegakkan.

Sementara itu, pihak kepolisian masih terus mendalami motif dan kondisi kejiwaan Uray untuk memastikan kasus ini diselesaikan secara komprehensif