Air Biru Raja Ampat Kini Cokelat, Warga Ungkap Dampak Tambang Nikel di Pulau Gag
- pexel @Melson Dreams
Limbah tambang yang mencemari air berpotensi merusak terumbu karang dan habitat laut yang menjadi rumah bagi berbagai spesies langka.
Sebelumnya, Greenpeace Indonesia telah menggencarkan kampanye untuk menyelamatkan Raja Ampat dari eksploitasi pertambangan.
Mereka menilai bahwa kegiatan ini tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga mengancam keberlangsungan hidup masyarakat adat yang bergantung pada sumber daya laut.
Perusahaan tambang yang disebut-sebut sebagai pelaku aktivitas ini adalah PT Antam, sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Keberadaan tambang yang dikelola oleh perusahaan besar tersebut menimbulkan pertanyaan soal bagaimana pengelolaan lingkungan dan hak masyarakat lokal diabaikan dalam proses pertambangan.
Dampak dari kegiatan tambang ini tidak hanya merusak alam tetapi juga menciptakan ketegangan sosial di tengah masyarakat.
Banyak yang berharap pemerintah dan pihak terkait dapat segera mengambil langkah tegas untuk menghentikan kerusakan ini dan melindungi salah satu kekayaan alam terindah Indonesia.