Drama Laut Selatan: Nelayan Sentolo Kawat Cilacap Ditemukan Setelah 21 Jam Hilang
- instagram @kantorsar_cilacap
Viva, Banyumas - Drama Laut Selatan kembali terjadi di wilayah perairan Cilacap ketika dua nelayan hilang kontak setelah berlayar pada Senin sore. Mijo (56) dan Sarta (52), dua nelayan hilang asal Desa Kebon Baru, Sentolo Kawat, tak kunjung kembali ke dermaga seperti biasanya.
Keduanya sempat dilaporkan hilang setelah 21 jam tidak ada kabar sejak mereka berangkat melaut di perairan selatan yang dikenal berombak tinggi. Kejadian dua nelayan hilang ini memicu aksi cepat dari tim SAR Cilacap yang langsung bergerak setelah menerima laporan.
Drama Laut Selatan ini mendapat perhatian serius karena kondisi cuaca yang sedang tidak bersahabat. Setelah pencarian selama kurang lebih 21 jam, akhirnya kedua nelayan tersebut ditemukan selamat di atas kapal mereka yang terombang-ambing sekitar 11 mil dari Pantai Permisan, Cilacap.
Setelah 21 jam dinyatakan hilang, dua nelayan hilang dari Cilacap itu berhasil ditemukan oleh tim SAR Gabungan dalam kondisi selamat.
Drama Laut Selatan ini berakhir dengan evakuasi keduanya ke Dermaga Sleko sebelum dipulangkan ke rumah.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi para nelayan untuk lebih berhati-hati dan waspada saat melaut, terutama di tengah kondisi laut selatan yang penuh risiko.
Dikutip dari informasi yang diunggah di akun Instagram SAR Cilacap, Mendapati laporan kehilangan, Kantor SAR Cilacap merespons dengan sigap.
Kepala Kantor SAR Cilacap, M Abdullah, menyebut bahwa pihaknya segera menurunkan tim aju ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sentolo Kawat untuk melakukan koordinasi awal.
Berdasarkan informasi dari nelayan lainnya, jaring milik kedua nelayan ditemukan sekitar 11 mil laut dari Pantai Permisan, wilayah laut selatan yang dikenal dengan ombaknya yang ganas.
Menanggapi temuan itu, satu tim SAR gabungan diberangkatkan menggunakan perahu karet Rigid Inflatable Boat (RIB) dari Pelabuhan Sleko untuk menyusuri lokasi dugaan keberadaan kapal. Pencarian membuahkan hasil.
Pada Selasa siang sekitar pukul 13.15 WIB, tim SAR Gabungan menemukan kapal nelayan yang ditumpangi Mijo dan Sarta dalam kondisi utuh, beserta kedua nelayan yang selamat di dalamnya.
Proses evakuasi berjalan lancar dan keduanya langsung dibawa ke Dermaga Sleko sebelum dipulangkan ke rumah masing-masing di Desa Kebon Baru, Sentolo Kawat. Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi para nelayan agar selalu waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem.
Abdullah mengimbau seluruh nelayan dan masyarakat pesisir untuk memperhatikan prakiraan cuaca sebelum melaut.
“Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama. Gelombang laut selatan saat ini cukup ekstrem dan tidak boleh dianggap enteng,” tegasnya dikutip dari akun Instagram Kantor SAR Cilacap.
Ia berharap para nelayan melengkapi diri dengan alat keselamatan dan komunikasi saat berlayar agar kejadian serupa tidak terulang.
Drama pencarian ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya kesiapan dan koordinasi dalam menghadapi risiko di laut
Viva, Banyumas - Drama Laut Selatan kembali terjadi di wilayah perairan Cilacap ketika dua nelayan hilang kontak setelah berlayar pada Senin sore. Mijo (56) dan Sarta (52), dua nelayan hilang asal Desa Kebon Baru, Sentolo Kawat, tak kunjung kembali ke dermaga seperti biasanya.
Keduanya sempat dilaporkan hilang setelah 21 jam tidak ada kabar sejak mereka berangkat melaut di perairan selatan yang dikenal berombak tinggi. Kejadian dua nelayan hilang ini memicu aksi cepat dari tim SAR Cilacap yang langsung bergerak setelah menerima laporan.
Drama Laut Selatan ini mendapat perhatian serius karena kondisi cuaca yang sedang tidak bersahabat. Setelah pencarian selama kurang lebih 21 jam, akhirnya kedua nelayan tersebut ditemukan selamat di atas kapal mereka yang terombang-ambing sekitar 11 mil dari Pantai Permisan, Cilacap.
Setelah 21 jam dinyatakan hilang, dua nelayan hilang dari Cilacap itu berhasil ditemukan oleh tim SAR Gabungan dalam kondisi selamat.
Drama Laut Selatan ini berakhir dengan evakuasi keduanya ke Dermaga Sleko sebelum dipulangkan ke rumah.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi para nelayan untuk lebih berhati-hati dan waspada saat melaut, terutama di tengah kondisi laut selatan yang penuh risiko.
Dikutip dari informasi yang diunggah di akun Instagram SAR Cilacap, Mendapati laporan kehilangan, Kantor SAR Cilacap merespons dengan sigap.
Kepala Kantor SAR Cilacap, M Abdullah, menyebut bahwa pihaknya segera menurunkan tim aju ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sentolo Kawat untuk melakukan koordinasi awal.
Berdasarkan informasi dari nelayan lainnya, jaring milik kedua nelayan ditemukan sekitar 11 mil laut dari Pantai Permisan, wilayah laut selatan yang dikenal dengan ombaknya yang ganas.
Menanggapi temuan itu, satu tim SAR gabungan diberangkatkan menggunakan perahu karet Rigid Inflatable Boat (RIB) dari Pelabuhan Sleko untuk menyusuri lokasi dugaan keberadaan kapal. Pencarian membuahkan hasil.
Pada Selasa siang sekitar pukul 13.15 WIB, tim SAR Gabungan menemukan kapal nelayan yang ditumpangi Mijo dan Sarta dalam kondisi utuh, beserta kedua nelayan yang selamat di dalamnya.
Proses evakuasi berjalan lancar dan keduanya langsung dibawa ke Dermaga Sleko sebelum dipulangkan ke rumah masing-masing di Desa Kebon Baru, Sentolo Kawat. Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi para nelayan agar selalu waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem.
Abdullah mengimbau seluruh nelayan dan masyarakat pesisir untuk memperhatikan prakiraan cuaca sebelum melaut.
“Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama. Gelombang laut selatan saat ini cukup ekstrem dan tidak boleh dianggap enteng,” tegasnya dikutip dari akun Instagram Kantor SAR Cilacap.
Ia berharap para nelayan melengkapi diri dengan alat keselamatan dan komunikasi saat berlayar agar kejadian serupa tidak terulang.
Drama pencarian ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya kesiapan dan koordinasi dalam menghadapi risiko di laut