Gunung Semeru Kembali Mengamuk, Kolom Abu Setinggi 800 Meter Membumbung!

Kolom abu Gunung Semeru membumbung setinggi 800 meter
Sumber :
  • pexel @saturnus99

Viva, Banyumas - Gunung Semeru kembali mengamuk pada Rabu pagi, 4 Juni 2025, dengan erupsi yang memunculkan kolom abu membumbung setinggi 800 meter dari puncaknya. Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini mencapai ketinggian sekitar 4.476 mdpl saat letusan terjadi sekitar pukul 07:01 WIB.

Aktivitas Gunung Semeru ini menghasilkan kolom abu yang berwarna putih hingga kelabu, yang membumbung tinggi dan mengarah ke utara serta barat laut. Erupsi dengan kolom abu setinggi 800 meter ini menandai tingginya aktivitas vulkanik yang masih terus berlangsung.

Letusan yang mengamuk di Gunung Semeru ini menunjukkan kekuatan alam yang luar biasa, dengan kolom abu yang membumbung tinggi mencapai 800 meter. Fenomena ini menjadi peringatan penting bagi warga sekitar agar tetap waspada terhadap potensi bahaya letusan susulan.

Dikutip dari Viva, Menurut Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi, aktivitas vulkanik ini tercatat dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi letusan selama 148 detik.

Letusan kali ini bukan yang pertama dalam beberapa jam terakhir, sebab pada pukul 00.33 WIB dan 04.10 WIB, gunung ini juga meletus dengan tinggi kolom abu sekitar 500 meter.

Kemudian pada pukul 05.48 WIB, letusan mencapai ketinggian 700 meter di atas puncak. Sejak beberapa hari terakhir, aktivitas Gunung Semeru memang didominasi oleh gempa letusan yang terus berulang.

Pada pengamatan periode 3 Juni 2025 saja, tercatat sebanyak 37 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo antara 12-23 mm dan lama gempa antara 49 hingga 216 detik.

Karena aktivitas ini masih cukup tinggi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tetap menetapkan status Gunung Semeru pada level Waspada atau Level II.

Seiring dengan status tersebut, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang aliran Besuk Kobokan hingga radius delapan kilometer dari puncak gunung, yang merupakan pusat erupsi.

Potensi bahaya awan panas, guguran lava, dan aliran lahar hujan juga perlu diwaspadai terutama di sepanjang sungai dan lembah yang berhulu di sekitar puncak Gunung Semeru seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.

Selain itu, larangan aktivitas juga berlaku di jarak 500 meter dari tepi sungai sepanjang Besuk Kobokan, karena potensi lahar dan panas yang dapat menjalar hingga 13 kilometer dari puncak.

Ghufron juga mengingatkan bahwa aktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru sangat berbahaya akibat kemungkinan lontaran batu pijar.

Semua himbauan ini bertujuan menjaga keselamatan masyarakat di sekitar Gunung Semeru agar terhindar dari risiko bencana akibat letusan yang masih terus berlangsung

Viva, Banyumas - Gunung Semeru kembali mengamuk pada Rabu pagi, 4 Juni 2025, dengan erupsi yang memunculkan kolom abu membumbung setinggi 800 meter dari puncaknya. Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini mencapai ketinggian sekitar 4.476 mdpl saat letusan terjadi sekitar pukul 07:01 WIB.

Aktivitas Gunung Semeru ini menghasilkan kolom abu yang berwarna putih hingga kelabu, yang membumbung tinggi dan mengarah ke utara serta barat laut. Erupsi dengan kolom abu setinggi 800 meter ini menandai tingginya aktivitas vulkanik yang masih terus berlangsung.

Letusan yang mengamuk di Gunung Semeru ini menunjukkan kekuatan alam yang luar biasa, dengan kolom abu yang membumbung tinggi mencapai 800 meter. Fenomena ini menjadi peringatan penting bagi warga sekitar agar tetap waspada terhadap potensi bahaya letusan susulan.

Dikutip dari Viva, Menurut Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi, aktivitas vulkanik ini tercatat dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi letusan selama 148 detik.

Letusan kali ini bukan yang pertama dalam beberapa jam terakhir, sebab pada pukul 00.33 WIB dan 04.10 WIB, gunung ini juga meletus dengan tinggi kolom abu sekitar 500 meter.

Kemudian pada pukul 05.48 WIB, letusan mencapai ketinggian 700 meter di atas puncak. Sejak beberapa hari terakhir, aktivitas Gunung Semeru memang didominasi oleh gempa letusan yang terus berulang.

Pada pengamatan periode 3 Juni 2025 saja, tercatat sebanyak 37 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo antara 12-23 mm dan lama gempa antara 49 hingga 216 detik.

Karena aktivitas ini masih cukup tinggi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tetap menetapkan status Gunung Semeru pada level Waspada atau Level II.

Seiring dengan status tersebut, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang aliran Besuk Kobokan hingga radius delapan kilometer dari puncak gunung, yang merupakan pusat erupsi.

Potensi bahaya awan panas, guguran lava, dan aliran lahar hujan juga perlu diwaspadai terutama di sepanjang sungai dan lembah yang berhulu di sekitar puncak Gunung Semeru seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.

Selain itu, larangan aktivitas juga berlaku di jarak 500 meter dari tepi sungai sepanjang Besuk Kobokan, karena potensi lahar dan panas yang dapat menjalar hingga 13 kilometer dari puncak.

Ghufron juga mengingatkan bahwa aktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru sangat berbahaya akibat kemungkinan lontaran batu pijar.

Semua himbauan ini bertujuan menjaga keselamatan masyarakat di sekitar Gunung Semeru agar terhindar dari risiko bencana akibat letusan yang masih terus berlangsung