Mabuk Gawai atau Phubbing: Kebiasaan Sepele yang Bisa Merusak Hubungan Sosial Tanpa Disadari

Ilustrasi Kebiasaan Phubbing
Sumber :
  • Freepik

VIVA, BanyumasMabuk gawai atau Phubbing adalah perilaku seseorang yang terlalu sibuk dengan smartphone-nya saat sedang berbicara dengan orang lain, sehingga mengabaikan komunikasi langsung secara tatap muka.

Istilah phubbing sendiri merupakan gabungan dari kata phone (telepon) dan snubbing (mengabaikan).

Perilaku ini bisa melukai perasaan lawan bicara karena menunjukkan kurangnya perhatian dan kepedulian dalam interaksi sosial.

Fenomena phubbing banyak dijumpai di kalangan Gen Z, generasi yang sejak kecil telah terbiasa dengan teknologi digital dan internet, termasuk penggunaan smartphone dalam kehidupan sehari-hari.

Dikutip dari pspd.fkik.uin-alauddin.ac.id, artikel yang berjudul: "Phubbing: Fenomena Sosial yang Menggerus Keakraban" ditulis oleh Trisnawaty SPsi MPsi Psikolog. Bahwa ada 7 cara sederhana menghindari kebiasaan phubbing, antara lain:

1. Bangun Kesadaran Diri

Langkah pertama adalah menyadari bahwa penggunaan ponsel perlu diatur. Seperti halnya ponsel yang memiliki panduan penggunaan agar tetap awet, kita juga perlu punya kesadaran bahwa penggunaan ponsel yang tidak bijak bisa merugikan diri sendiri dan orang di sekitar kita.

2. Terapkan Aturan Penggunaan Ponsel

Penting untuk menetapkan kesepakatan mengenai penggunaan ponsel, terutama saat berkumpul bersama orang lain, seperti dalam pertemuan sosial atau makan bersama.

Mematikan atau menjauhkan ponsel saat bersama keluarga atau teman bisa membantu menjaga kualitas interaksi.

3. Zona Bebas Gadget

Tentukan area tertentu di rumah, seperti ruang makan atau ruang keluarga, sebagai zona bebas gadget.

Ini akan membantu setiap anggota keluarga lebih hadir secara penuh dalam momen kebersamaan tanpa terganggu oleh layar.

4. Waktu Bebas Teknologi

Buat kesepakatan waktu di mana semua anggota keluarga atau bahkan diri sendiri menjauhkan gadget untuk melakukan aktivitas bersama.

Bisa berupa bermain permainan kelompok, berolahraga, atau sekadar berbincang santai.

5. Aktivitas Harian yang Menyenangkan

Bangun rutinitas yang sehat dan menyenangkan, seperti olahraga rutin, membaca buku, atau mengikuti kegiatan sosial yang melibatkan interaksi langsung dan aktivitas luar ruangan.

6. Orang Tua sebagai Teladan

Apabila phubbing terjadi pada anak, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memperhatikan perilaku orang tua.

Anak sering meniru orang dewasa di sekitarnya. Maka, orang tua harus lebih dulu mengurangi kebiasaan phubbing sebelum menerapkan langkah-langkah lainnya kepada anak.

7. Latihan Bertahap dan Dukungan Profesional

Jika sulit melepaskan diri dari ponsel, cobalah mengurangi penggunaan secara bertahap. Mulailah dengan tidak menyentuh ponsel selama satu jam, lalu tingkatkan durasinya secara perlahan.

Jika upaya ini tetap terasa berat, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional seperti berkonsultasi dengan psikolog.

Alhasil, phubbing mungkin terasa sepele, tapi dampaknya bisa sangat nyata—mulai dari merusak hubungan, hingga membuat kita kehilangan momen berharga bersama orang-orang terdekat.

Ingat, tidak ada notifikasi yang lebih penting dari kehadiran kita secara utuh di hadapan orang lain. Yuk, mulai belajar hadir sepenuhnya.

Letakkan ponsel, tatap mata lawan bicara, dan dengarkan. Karena perhatian adalah bentuk kasih sayang paling sederhana, tapi sangat berarti.