Banyumas Perketat Pengawasan MBG Usai Viral Kasus Keracunan, Bupati Sadewo Turun Tangan
- Pemkab Banyumas
Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, memperketat pengawasan program MBG. Tim khusus dibentuk untuk memantau dapur sekolah dan mencegah kasus dugaan keracunan
Viva, Banyumas - Pemerintah Kabupaten Banyumas mengambil langkah tegas dalam mengawasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyusul sejumlah keluhan dan kasus dugaan keracunan di beberapa wilayah.
Rapat koordinasi dan evaluasi digelar di Pendopo Si Panji, Senin (29/9/2025), untuk membahas langkah-langkah strategis dan pembentukan tim pengawasan khusus. Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, menegaskan pentingnya pencegahan dini agar masalah tidak meluas.
“Supaya permasalahan tidak membesar, saya sudah diskusi dengan Kapolresta. Kami akan membuat tim untuk membantu mengawasi setiap dapur yang ada di Kabupaten Banyumas. Tim ini akan melibatkan Forkopimca, kepala dinas terkait, tidak hanya Dinas Kesehatan, tetapi juga DLH dan Dinas Pertanian. Dalam minggu ini tim harus sudah terbentuk,” ujarnya dikutip dari Pemkab Banyumas.
Forkopimca, yang terdiri dari camat, kapolsek, dan danramil, akan diminta aktif melakukan kontrol, tidak hanya menunggu masalah terjadi.
Selain pengawasan, tim juga akan memberikan sosialisasi dan pembelajaran terkait standar pengelolaan dapur MBG agar kualitas makanan tetap terjaga.
Sekretaris Daerah Banyumas, Nungky Harry Rachmat, menjelaskan bahwa program MBG merupakan salah satu program unggulan Presiden Republik Indonesia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penyediaan makanan sehat dan bergizi.
Program ini menargetkan 344.632 peserta didik dari PAUD hingga SMA, 7.672 ibu hamil, 32.484 ibu menyusui, dan 13.081 balita stunting di Kabupaten Banyumas.
Dari total 86 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), 64 sudah beroperasi sementara 22 masih menunggu izin.
Kabupaten Banyumas didukung 62 ahli gizi, 62 sarjana penggerak pembangunan, dan 27 yayasan mitra pelaksana program.
Dua SPPG bahkan diberhentikan sementara akibat dugaan Kasus Luar Biasa (KLB). Koordinator MBG Banyumas, Lucky, menekankan pentingnya koordinasi dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan.
Setiap pagi dan sore, laporan jumlah kasus KLB diperbarui dan diserahkan ke pusat untuk antisipasi lebih lanjut
Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, memperketat pengawasan program MBG. Tim khusus dibentuk untuk memantau dapur sekolah dan mencegah kasus dugaan keracunan
Viva, Banyumas - Pemerintah Kabupaten Banyumas mengambil langkah tegas dalam mengawasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyusul sejumlah keluhan dan kasus dugaan keracunan di beberapa wilayah.
Rapat koordinasi dan evaluasi digelar di Pendopo Si Panji, Senin (29/9/2025), untuk membahas langkah-langkah strategis dan pembentukan tim pengawasan khusus. Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono, menegaskan pentingnya pencegahan dini agar masalah tidak meluas.
“Supaya permasalahan tidak membesar, saya sudah diskusi dengan Kapolresta. Kami akan membuat tim untuk membantu mengawasi setiap dapur yang ada di Kabupaten Banyumas. Tim ini akan melibatkan Forkopimca, kepala dinas terkait, tidak hanya Dinas Kesehatan, tetapi juga DLH dan Dinas Pertanian. Dalam minggu ini tim harus sudah terbentuk,” ujarnya dikutip dari Pemkab Banyumas.
Forkopimca, yang terdiri dari camat, kapolsek, dan danramil, akan diminta aktif melakukan kontrol, tidak hanya menunggu masalah terjadi.
Selain pengawasan, tim juga akan memberikan sosialisasi dan pembelajaran terkait standar pengelolaan dapur MBG agar kualitas makanan tetap terjaga.
Sekretaris Daerah Banyumas, Nungky Harry Rachmat, menjelaskan bahwa program MBG merupakan salah satu program unggulan Presiden Republik Indonesia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penyediaan makanan sehat dan bergizi.
Program ini menargetkan 344.632 peserta didik dari PAUD hingga SMA, 7.672 ibu hamil, 32.484 ibu menyusui, dan 13.081 balita stunting di Kabupaten Banyumas.
Dari total 86 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), 64 sudah beroperasi sementara 22 masih menunggu izin.
Kabupaten Banyumas didukung 62 ahli gizi, 62 sarjana penggerak pembangunan, dan 27 yayasan mitra pelaksana program.
Dua SPPG bahkan diberhentikan sementara akibat dugaan Kasus Luar Biasa (KLB). Koordinator MBG Banyumas, Lucky, menekankan pentingnya koordinasi dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan.
Setiap pagi dan sore, laporan jumlah kasus KLB diperbarui dan diserahkan ke pusat untuk antisipasi lebih lanjut